Katalis diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar, memberikan integrasi pasar yang lebih baik, dan kapabilitas yang lebih tinggi, khususnya di sektor pengolahan makanan dan jasa.
Jakarta (Antara) – Indonesia dan Australia meningkatkan kerja sama pemulihan ekonomi melalui program Katalis, program pengembangan bisnis yang didukung pemerintah di bawah Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
“Katalis diharapkan dapat memperluas akses pasar, menawarkan integrasi pasar yang lebih baik, dan kapabilitas yang lebih tinggi, terutama di sektor pengolahan dan jasa makanan,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Munwarva dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menteri Munwarva mengatakan bahwa pihaknya selalu mendorong semua pihak yang terlibat, termasuk pemerintah, sektor swasta dan akademisi, untuk memanfaatkan peluang berharga yang ditawarkan Katalis dalam bentuk saran tepercaya, jaringan lokal, wawasan pasar, dan kemampuan membangun pemangku kepentingan.
Indonesia menyambut baik pencapaian masa depan yang menjanjikan ini untuk kemitraan ekonomi yang lebih dalam antara Indonesia dan Australia. Ini juga merupakan platform yang bagus bagi kedua negara untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran mereka.”
Sejak mulai berlaku pada 5 Juli 2020, IA-CEPA terus mempromosikan peluang dua arah untuk perdagangan barang dan jasa, investasi, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia, terutama selama periode kritis pemulihan ekonomi ini.
Berita terkait: Perdagangan internasional di antara faktor-faktor penting untuk pemulihan ekonomi
Untuk mendukung kerja sama tersebut, pemerintah Indonesia dan Australia pada 6 Juli meresmikan Katalis sebagai program yang menghubungkan dunia usaha dan pemerintah kedua negara. Katalis memainkan peran penting dalam mempromosikan kerja sama bilateral, termasuk rantai nilai terintegrasi, untuk mendorong ekspor ke negara ketiga.
Menurut Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Dan Tehan, program Katalis adalah yang pertama dari jenisnya di bidang perjanjian perdagangan bebas bilateral, dan menunjukkan komitmen Australia untuk memaksimalkan perjanjian bilateral. Katalis akan mendukung kemitraan yang lebih dalam untuk meningkatkan investasi bisnis bilateral.
Direktur Catalys Paul Bartlett mencatat bahwa program ini bekerja sama dengan komunitas bisnis Indonesia dan Australia untuk mengkatalisasi kemitraan bisnis bilateral baru, mengatasi peraturan perdagangan, dan berinvestasi dalam mengembangkan keterampilan tenaga kerja dan perusahaan.
Dia mencatat bahwa tantangannya sekarang adalah bagaimana membangun ketahanan dan memfasilitasi kemitraan bisnis-ke-bisnis yang akan memulihkan dan melampaui hubungan perdagangan dan investasi bilateral yang ada sebelum pandemi COVID-19.
Berita terkait: RI perkirakan pinjaman Australia $1,5 miliar untuk perangi COVID-19
More Stories
Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada tahun 2025.
Indonesia siap menjadi ekonomi hijau dan pusat perdagangan karbon global
Indonesia berupaya menggenjot sektor ritel untuk mendukung perekonomian