Ini akan memperkuat kapasitas 110 rumah sakit militer untuk menangani COVID-19 dan memastikan ketersediaan layanan kesehatan dasar selama epidemi.
JAKARTA (Andara) – Menteri Pertahanan Indonesia Bravo Subiando bertemu dengan Direktur Jenderal WHO Tedros A pada Rabu di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis, Probo mencatat bahwa Indonesia memuji WHO untuk meningkatkan basis mitra COVID-19 sebagai cara untuk memfasilitasi koordinasi antar negara dan mitra dalam menangani epidemi COVID-19.
Salah satu isu yang diangkat dalam pertemuan tersebut adalah langkah-langkah peningkatan kapasitas Indonesia untuk memperkuat layanan kesehatan negara.
Isu tersebut penting bagi Kementerian Pertahanan dan Sumber Daya Pertahanan untuk menghadapi epidemi COVID-19 dan mendukung kesiapan Indonesia untuk keadaan darurat kesehatan di masa depan, kata Prabowo.
Untuk meningkatkan kesiapan menghadapi tantangan kesehatan di masa depan, Indonesia berencana untuk membuat pusat khusus tingkat provinsi di bidang perawatan kesehatan, kata menteri.
Inisiatif ini akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan kesehatan masa depan di tingkat provinsi.
“Ini akan memperkuat kapasitas 110 rumah sakit militer untuk menangani COVID-19 dan memastikan ketersediaan layanan kesehatan dasar selama epidemi,” tegas menteri.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tetros A. Caprais dengan hangat memuji inisiatif tersebut dan menggemakan keinginan Organisasi Dunia untuk mendukung dan memfasilitasi upaya Indonesia untuk memperkuat kesiapan nasional dalam menghadapi keadaan darurat kesehatan.
Termasuk dukungan penggunaan fasilitas dan aset kesehatan di lingkungan Kementerian Pertahanan dan Pasukan Keamanan Nasional (DNI).
Caprais memuji kunjungan Menhan RI yang fokus pada peningkatan kerjasama dalam menangani masalah kesehatan nasional, regional dan global.
Indonesia telah dipuji atas komitmennya yang kuat terhadap agenda kerja sama sipil-militer dalam menangani kedaruratan kesehatan masyarakat dan bencana alam serta agenda global lainnya, seperti peningkatan kapasitas di bidang kimia, biologi, radiologi, dan energi nuklir.
Hal ini sejalan dengan pendekatan WHO untuk memastikan keterlibatan semua entitas negara dan publik dalam menangani epidemi.
Berita Terkait: Perawatan kesehatan akan menjadi prioritas diplomatik Indonesia pada tahun 2021
Berita Terkait: FAO Indonesia Memperkenalkan Rencana Perawatan Kesehatan Global dengan USAID
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi