BANDUNG, JAWA BARAT (ANTARA) – Jawa Barat menargetkan peningkatan daya saing ekonomi sedikitnya 600 ribu perempuan pada tahun 2025 agar mampu berkontribusi dalam pembangunan daerah.
Sekolah Pelatihan Kejuruan Perempuan Jawa Barat yang baru diresmikan diharapkan dapat mendukung tujuan tersebut, kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, Selasa.
“Pada Desember 2025, 600 ribu perempuan terlatih akan diberikan akses terhadap sumber daya keuangan dan pemasaran dan mereka akan diawasi oleh pemerintah kecamatan,” ujarnya.
Ia berharap perempuan bisa berdaya secara ekonomi dengan terlibat di berbagai sektor baik skala mikro maupun super mikro.
Suryathman menegaskan, Program Diklat Vokasi yang dicanangkan bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan hendaknya ditindaklanjuti dengan kolaborasi antar Organisasi Kepolisian Daerah (OPD) di tingkat kabupaten/kota.
Pencapaian target tersebut harus melibatkan masyarakat, pendidik, media massa, dan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), ujarnya.
Berita terkait: Menteri menekankan pembangunan ekonomi perempuan
Menjelaskan prosesnya, ia mengatakan setiap pemerintah kabupaten/kota di Jabar akan mengirimkan lima orang pelatih yang akan melatih dua orang pelatih di setiap kecamatan. Kedua pelatih tersebut akan melatih 10 orang di tingkat desa/kelurahan.
Suryathman mengatakan, jika target tersebut tercapai, ia yakin permasalahan kesejahteraan di provinsi tersebut akan teratasi dan membantu meningkatkan indikator makro pembangunan.
“Perempuan merupakan salah satu pencari nafkah keluarga. Meningkatnya pendapatan keluarga diharapkan berdampak pada penurunan kemiskinan, pengangguran dan stunting karena ketika pendapatan baik maka keluarga akan lebih cenderung membeli makanan bergizi,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rini Handayani, Deputi Direktur Penerapan Hak Anak Kementerian PPPA, mengapresiasi upaya Pemprov Jabar dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan.
“Pemberdayaan ekonomi untuk meningkatkan daya saing perempuan tidak hanya pada aspek ekonomi saja, namun juga bagaimana mereka memahami dirinya, apa yang diinginkannya dan bagaimana cara mencapainya,” kata Handayani.
Berita Terkait: Digitalisasi Kunci Pemberdayaan Ekonomi Perempuan: Abinto
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Kalbar gelar rapat penanganan karhutla
URTF menyediakan $2 juta untuk Proyek Ketahanan Iklim Nusantara
Menteri Pariwisata Sandhyaka Uno memberikan update mengenai proyek LRT Bali