ASIATODAY.ID, Jakarta – Guru Besar Ilmu Ekonomi Garam dan Peneliti Ilmu Ekonomi, Didek J. Rashbeni, menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan negara lain di kawasan Asia.
Menurut Didek, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan stagnan sebesar 5 persen atau kurang karena bergantung pada konsumsi dan sektor jasa bercampur dengan sektor informal.
“Dengan sektor jasa yang tidak modern dan hanya bergantung pada konsumsi rumah tangga, perekonomian kehilangan mesinnya yang pada akhirnya menyebabkan perekonomian tumbuh lambat atau moderat,” kata Dedic, Rabu, 19 Juni 2024.
Sebagai perbandingan, kita melihat tingginya pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Vietnam dan India sejauh ini. Mengapa India dan Vietnam berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi?
“Jawabannya hanya satu, yaitu mereka berhasil mendorong industri sebagai mesin pertumbuhan. Sektor industri India telah tumbuh dua digit, menarik pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen. Sebaliknya, selama dua dekade terakhir, sektor industri Indonesia hanya tumbuh kurang dari 5 persen, sehingga mustahil menarik pertumbuhan ekonomi lebih dari 6 persen, jelasnya.
Mengapa Indonesia gagal mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama dua dekade terakhir?
“Jawabannya sama, karena gagal menjadikan sektor industri sebagai mesin pertumbuhan dan sekaligus karena Kementerian Perindustrian stagnan dan tidak efektif dalam melaksanakan kebijakan industrinya. “Faktor penentu pertumbuhan ekonomi pada masa pemerintahan Prabowo Subianto terletak pada kementerian ini,” jelasnya.
Didek melihat janji kampanye Prabowo untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8%, sebuah tujuan yang hampir mustahil dilakukan dengan kebijakan saat ini dan kementerian yang tidak berbuat banyak untuk mengubah situasi.
Jika ingin berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, kunci suksesnya terletak pada berhasil atau tidaknya perbaikan Kementerian Perindustrian dan kebijakan industrinya. Tanpa ini, Indonesia akan menjadi underdog di ASEAN, tegasnya. (ETN)
ikuti kami di berita Google Dan saluran wa
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Kementerian: Kerja sama dan inovasi menjadi kunci pengembangan industri game
Indonesia mendorong kerja sama di bidang ekonomi dan iklim pada G20 di Brazil
Abindo Ungkap Alasan Stabilitas Perekonomian Indonesia di 5%