JAKARTA (ANTARA) – Kementerian Perdagangan RI menyoroti fenomena repatriasi teman atau praktik pengalihan rantai pasok ke negara-negara sekutu perdagangan internasional merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan perekonomiannya.
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Kasan mengatakan, tren tersebut muncul sejak pandemi Covid-19, akibat adanya pergeseran bertahap ekspor dan impor AS, yang awalnya didominasi oleh Tiongkok, dialihkan ke Meksiko.
Menurut Kasan, Indonesia diuntungkan dengan diterapkannya sistem politik luar negeri yang bebas aktif dan tidak dibatasi oleh blok perdagangan mana pun, sehingga memungkinkan potensi ekspor dalam negeri bisa maksimal seiring dengan fenomena dukungan teman.
“Kebijakan luar negeri kita bebas aktif, dan ini juga berlaku dalam kebijakan perdagangan kita. Kita bisa berdagang dengan siapa saja,” ujarnya saat bertemu di Jakarta, Rabu.
Kasan menjelaskan, Indonesia dapat meningkatkan potensi komersial dari fenomena menjaring kawan di sektor pengolahan atau manufaktur, selain pengembangan kendaraan listrik dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang ada.
Ia menilai pemanfaatan tersebut harus dibarengi dengan infrastruktur pendukung dan sumber daya manusia yang berkualitas.
“Ketika kita memiliki infrastruktur yang kokoh, diikuti dengan peningkatan sumber daya manusia, kita bisa mulai menerapkan kebijakan ini secara konsisten, terutama dalam jangka panjang, untuk menghasilkan keuntungan,” ungkapnya.
Di sisi lain, David Christian, peneliti di Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), menyatakan salah satu faktor penyebab fenomena dukungan teman adalah rivalitas antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Christian mencatat, ketegangan kedua negara adidaya tersebut juga berdampak pada sektor perdagangan dan perekonomian, serta meningkat hingga ke bidang teknologi.
Sedangkan neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2023 tercatat surplus sebesar US$36,93 miliar.
Nilai ekspor Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar US$258,82 miliar, atau lebih rendah dibandingkan pencapaian ekspor tahun sebelumnya sebesar US$291,90 miliar.
Meskipun secara nominal ekspor Indonesia mengalami penurunan, namun secara volume, ekspor Indonesia pada tahun 2023 tumbuh sebesar 8,55 persen year-on-year (y-o-y).
Berita terkait: Pemerintah memilih Maroko sebagai pusat pasar Afrika
Berita Terkait: Paranten mencari akses pasar ekspor Indonesia ke China
“Gamer yang sangat menawan. Ahli web. Sarjana TV. Pecandu makanan. Ninja media sosial yang rajin. Pelopor musik hardcore.”
More Stories
Kementerian: Kerja sama dan inovasi menjadi kunci pengembangan industri game
Indonesia mendorong kerja sama di bidang ekonomi dan iklim pada G20 di Brazil
Abindo Ungkap Alasan Stabilitas Perekonomian Indonesia di 5%