POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

PDI-P enggan mengambil keputusan pada Pilgub Jakarta, kata pakar | Orang dalam

PDI-P enggan mengambil keputusan pada Pilgub Jakarta, kata pakar | Orang dalam

Analis politik yakin Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P) ragu-ragu mengenai strategi mereka dalam pemilihan gubernur Jakarta tahun ini, dengan alasan adanya implikasi positif dan negatif bagi partai tersebut, terutama jika partai tersebut memutuskan untuk mendukung kandidat non-partai seperti Anis Baswedan. .

Ketidakpastian dalam tubuh PDI-P mencerminkan pandangan strategis partai dan perbedaan internal mengenai cara terbaik untuk mendekati pemilihan gubernur Jakarta.

Mendukung Anis Baswedan, Gubernur Jakarta periode 2017-2022, dapat mengaitkan PTI-P dengan kandidat kuat yang mampu memenangkan pemilihan gubernur, sehingga berisiko mengasingkan tokoh-tokoh penting dan mengacaukan strategi politik jangka panjang.

Direktur Utama Aljabar Strategic Indonesia Arifki Saniako menilai Anis Baswedan punya potensi lebih besar untuk mengalahkan duet Ridwan Kamil-Suswono dalam pemilihan gubernur Jakarta.

Seperti dikutip katadata.co.id pada Selasa, 27 Agustus 2024, Arifki mengatakan, “Anis merupakan sosok yang paling berpeluang mengalahkan duet Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub Jakarta.”

Ia merujuk pada pasangan yang dicalonkan oleh koalisi partai politik yang didominasi anggota koalisi Oneward Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Namun, Arifqi juga menyoroti langkah tersebut dapat menghambat pengembangan kader internal partai untuk posisi politik nasional di masa depan.

Ia berpendapat bahwa mendukung Anees dapat membahayakan masa depan politik tokoh-tokoh penting PDI-P seperti Basuki Tjahaja Poornama (Ahok) dan Kanjar Pranovo.

“Dengan mendukung Anees, peluang Kanjar di Pilpres 2029 akan hilang dan Ahok akan kehilangan platformnya di Jakarta,” kata Arifki.

Menurut Arifki, dukungan PDI-P terhadap Anies bisa menurunkan elektabilitas Kanjar di Pilpres 2029. Demikian pula Ahok, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta, mungkin akan kehilangan pengaruhnya atau kesempatan untuk kembali berpolitik di Jakarta.

READ  Penguatan Agenda Perubahan Energi G20 - Kamis, 24 Februari 2022

Ada rumor awal bahwa PDI-P sedang mempertimbangkan untuk menjodohkan Anees dengan kader partai Rano Karno untuk mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta.

Namun kisah tersebut kini dipertanyakan karena kemunculan pasangan Pramono Anung-Rano Karno.

Arifki mengatakan, baik Ahok maupun Pramono Anung tidak kuat melawan pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang mendapat dukungan 12 parpol.

“Saya kira mereka kurang bersaing untuk meraih kemenangan di Jakarta. Jadi menurut saya pilihan pertama lebih ke Anies,” ujarnya.

Arifki menambahkan, jika PDI Perjuangan memutuskan mendukung Anies, maka langkah tersebut bisa mendapat lebih banyak dukungan dari eks pendukung Anies, seperti NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pada Pilpres 2024.

NasDem dan PKB saat ini tergabung dalam 12 partai politik anggota Kolisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mendeklarasikan dukungan terhadap Ridwan Kamil-Suswono.

“Di sisi lain, kita lihat apakah ada manuver baru yang dilakukan NasDem dan PKB,” kata Arifki.

Meski Anies tiba di markas PDI-P di Jalan Tiponekoro, Jakarta Pusat pada Senin, 26 Agustus, di luar dugaan PDI-P menunda pengumuman dukungannya terhadap Anies sebagai calon gubernur Jakarta.

Beberapa sumber menyebutkan sejumlah anggota PTI-P masih tidak setuju dengan keputusan partai yang menunjuk Anees.

Perdebatan menjadi begitu sengit hingga beberapa anggota mengancam akan mundur dari partai pimpinan Meghwati Sokarnoputri.

“Kami tidak bisa membuat pengumuman hari ini. Belum dibatalkan (pencalonan Anees dari PDI-P), tapi pengumumannya mungkin ditunda,” kata seorang sumber. Katadata.co.id.

Sementara itu, Bendahara PDI-P Olly Dondokambey mengungkapkan, Ketua Umum PDIP Megawati Sokarnoputri telah menyarankan Pramono Anung untuk maju pada Pilgub Jakarta 2024.

“Kemarin Ibu (Megawati) memanggil Pak Pramono dan memintanya mencalonkan diri sebagai calon gubernur Jakarta,” kata Olli saat dihubungi media, Selasa, 27 Agustus.

READ  NTT Siapkan Sepeda Bambu untuk Delegasi KTT ASEAN