JAKARTA (ANTARA) – Pemilihan Umum 2024 akan berdampak pada pertumbuhan konsumsi domestik dan alokasi belanja negara, menurut Dian Ayu Yustina, Kepala Riset Makroekonomi dan Pasar Keuangan Kementerian Perbankan.
“Saya perkirakan alokasi belanjanya akan lebih besar dan dampak tambahannya terhadap konsumsi juga akan lebih tinggi,” ujarnya dalam diskusi virtual yang digelar Asian Development Bank (ADB) di Jakarta, Rabu.
Berbeda dengan pemilu sebelumnya, pemilu 2024 diperkirakan akan memberikan dampak yang lebih positif terhadap perekonomian karena cakupannya yang lebih luas.
Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan presiden, legislatif, dan presiden serentak pada tahun 2024.
Menurut Yustina, pemilu sebelumnya sedikit memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan konsumsi akibat krisis global yang saat itu menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
“Kita (saat itu) sedang mengalami perang dagang, Taper Tantrum, dan gejolak pada pemilu sebelumnya (2019), sehingga dampaknya secara global beragam,” ujarnya.
Istilah taper tantrum mengacu pada periode gejolak ekonomi yang terjadi pada tahun 2013, ketika Federal Reserve AS mengumumkan niatnya di masa depan untuk memperketat atau melonggarkan kebijakan moneter.
Dan Yustina yakin pemilu juga bisa mempengaruhi investasi.
Pada pemilu sebelumnya, tingkat investasi Indonesia sedikit terkendali karena investor menunggu kondisi yang menguntungkan.
Ia mengatakan, situasi seperti itu kemungkinan akan terulang kembali pada tahun 2024. Ia menambahkan, pada paruh pertama tahun 2023, pihaknya belum melihat adanya peningkatan di sektor investasi.
Namun menjelang kuartal III tahun 2023, terjadi peningkatan pertumbuhan kredit dan tabungan.
“Banyak penyebab yang jelas, salah satunya adalah kurangnya pendanaan yang mempengaruhi kinerja bisnis dan kurangnya potensi pertumbuhan untuk memasuki pasar dalam negeri,” kata Yustina.
Dalam diskusi tersebut, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini sebesar 5,04 persen dan pada tahun 2024 sebesar 5,1 persen.
Dalam diskusi yang sama, Pakar Perindustrian dan Perdagangan Internasional Kementerian Keuangan RI Kiki Verigo mengatakan pemilu 2024 akan memberikan dampak positif bagi perekonomian negara, khususnya di sektor konsumsi.
“Jadi, saya berharap pertumbuhan ekonominya bagus. Saya berharap pemilu berjalan lancar dengan momentum demokrasi ini,” imbuhnya.
Menteri Keuangan Shri Mulyani Indravati sebelumnya memproyeksikan total alokasi anggaran pemilu 2022-2024 sebesar Rp 70,6 triliun.
Anggaran tersebut dicairkan secara bertahap dengan alokasi sebesar Rp3,1 triliun pada tahun 2022, Rp30 triliun pada tahun 2023, dan Rp37,4 triliun pada tahun 2024.
Anggaran pemilu tahun ini yang disahkan pada Januari hingga 19 September mencapai Rp14 triliun atau 30 persen dari pagu anggaran sebesar Rp46,7 triliun, jelas Indravati.
Berita terkait: Jangan biarkan isu politik menggagalkan stabilitas perekonomian: Jokowi
Berita terkait: Logistik Kunci Pertumbuhan Ekonomi Nasional: Menteri
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi