POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Wakil Presiden Maruf Amin tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua

Wakil Presiden Maruf Amin tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua

Jakarta. Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan pada hari Jumat bahwa dia telah membatalkan pencalonannya kembali, membuka jalan bagi penggantinya yang lebih muda.

“Ada banyak calon wakil presiden yang dipersiapkan dengan baik. Bagaimanapun, usia saya harus dipertimbangkan. Lima tahun mengabdi kepada negara sudah cukup bagi saya,” kata Maruf seperti dikutip situs berita Tedik. Kunjungi Padang, ibu kota Sumatera Barat.

“Tadi saya katakan bahwa saya berusia 80 tahun sekarang, saya pikir saya terlalu tua untuk ini, bukan? Lebih baik kita memberi jalan kepada kandidat muda dan baru.”

Ulama itu mengatakan akan aktif dalam pekerjaan umum setelah menjadi warga negara swasta pada Oktober tahun depan.

“Komitmen saya berhenti ketika bertemu dengan pembuat saya,” kata mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

Maruf terpilih pada menit-menit terakhir sebagai calon wakil presiden Joko “Jokowi” Widodo pada pemilihan presiden 2019.

Pilihan pertama Mohamed Mahfud MD berbicara dengan marah tentang pencalonannya yang tiba-tiba ditinggalkan karena manuver politik di lingkaran Jokowi.

Menhan yang akan datang saat itu mengatakan kepada media bahwa pakaian yang dikenakannya saat pengumuman dicocokkan dengan calon presiden Jokowi saat itu.

Beberapa nama calon cawapres sudah muncul, seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara Eric Tohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Ketua Partai Demokrat Agus Harimurthy Yudhoyono.

Tapi Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P) yang berkuasa biasanya memilih kandidat dengan basis dukungan kuat dari Muslim, yang dilihat partai di Maruf pada pemilu lalu.

PTI-P telah mencalonkan Gubernur Jawa Tengah Kanjar Branowo sebagai presiden dan kemungkinan akan menggunakan pendekatan yang sama sebagai cawapres untuk cawapres populis tersebut.

Ketika pemimpin PTI-B Megawati Soekarnoputri mengikuti pemilihan presiden 2004, dia mencalonkan diri melawan Hasim Musadi, pemimpin organisasi Muslim terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama.

READ  Modal baru untuk menciptakan lebih banyak pekerjaan: Wakil Menteri

Tag: Kata kunci: