Kota Kinabalu: Aparatur Sipil Negara harus memberikan informasi secara real time tentang kebijakan pemerintah kepada publik karena pengaruh media sosial yang masif, kata Dirjen Pelayanan Publik Sabah (JPANS) Datuk Rosmadhi Dato’ Soleil (gambar).
Ia mengatakan informasi yang telah tersebar luas melalui media sosial dan platform non-tradisional lainnya ini seringkali tidak terverifikasi dan dapat menyesatkan.
Rosemade menambahkan, dengan adanya media sosial, semua orang bisa menjadi messenger karena bisa mengunggah apapun yang diinginkan kapan saja.
Kami lamban, ujarnya seusai acara media bersama dinas dan Morning Journalists Association (SJA) pada Sabtu malam (15/4):
“Kita harus bekerja untuk berita kita secara real time,” tambah Rosemade.
Rosmade mengatakan dia merasa pemerintah harus bekerja dengan jadwal 24-7 hari karena media sosial bekerja seperti itu.
“Tekanan untuk menyampaikan berita real-time ada dan itu semua berasal dari media sosial yang tidak terverifikasi,” katanya.
Rosmade mengatakan pamong praja percaya media sosial bukanlah berita nyata, jadi mereka harus melakukan bagian mereka.
“Ini tugas kita sebagai pegawai pemerintah. Kita harus memberi makan masyarakat dengan informasi real-time untuk menyeimbangkan situasi, “tegasnya.
Ia mengatakan, Jepang juga mencermati postingan publik terkait media agar layanannya tetap relevan.
Sebelumnya, Datuk Moguntan Fanar, presiden Sindikat Jurnalis Saudi, berharap jurnalis dan layanan publik di Sabah dapat membangun hubungan yang lebih erat untuk memberikan informasi yang andal dan tepat waktu kepada publik.
Dia mengatakan media sosial saat ini adalah tentang banyak masalah yang tidak proporsional dan menambahkan bahwa meskipun masalah tersebut kecil, tanggapan yang lambat oleh orang yang bertanggung jawab bisa sangat berbahaya.
“Harapan saya dan rekan-rekan media semoga penjelasan resmi segera diberikan kepada kami di media arus utama sehingga kami dapat segera membagikan fakta kepada publik,” katanya.
“Begitu orang tahu faktanya, isu-isu yang beredar di media sosial akan kehilangan daya tarik atau minat publik,” tambah Moguntan.
“Pemikir. Fanatik internet. Penggemar zombie. Komunikator total. Spesialis budaya pop yang bangga.”
More Stories
Memungkinkan penyelesaian konflik secara damai di Laut Cina Selatan – Pidato – Eurasia Review
Tiongkok “menghabiskan” sekitar 80% anggaran militer Taiwan hanya untuk mengepung provinsi “nakal” – lapor
15 kota makan terbaik di Eropa dengan harga termahal