POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Pemerintah bertujuan untuk melantik 5.000 dokter spesialis melalui skema beasiswa

Pemerintah bertujuan untuk melantik 5.000 dokter spesialis melalui skema beasiswa

Tempo.co, JakartaKementerian Kesehatan RI menargetkan untuk menghasilkan tambahan 5.000 lulusan dokter spesialis pada tahun 2023 dan 2024 dengan bantuan program beasiswa pemerintah dan swasta.

“Kita perlu terobosan untuk menambah jumlah dokter spesialis kita. Saya kira cara paling mudah adalah dengan memberikan beasiswa. Tahun lalu ada 600 aplikasi dan saya yakin semuanya akan diterima. Tahun ini, kita buka 2.500. Jatah dan lainnya 2.500 jatah untuk tahun depan,” katanya, Selasa. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan di Jakarta.

Beliau juga menyampaikan bahwa Indonesia sangat membutuhkan ahli jantung.

“Indonesia masih membutuhkan 400 dokter spesialis jantung. Namun saat ini, dari 92 fakultas kedokteran, hanya 20 yang memiliki program kardiologi. Butuh waktu lama untuk memenuhi kebutuhan kami,” ujar Sadiqin.

Dia mengatakan ada kekurangan besar dokter spesialis kebidanan, dengan 3.941 dokter kandungan, 3.662 dokter anak dan 2.581 dokter penyakit dalam.

Berdasarkan kuota dosen dan mahasiswa per dosen saat ini, diperkirakan fakultas kedokteran di Indonesia membutuhkan waktu 1,36 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter kandungan, 2,26 tahun untuk dokter spesialis anak, dan 3,23 tahun untuk dokter magang.

Menurut Sadiq, pihaknya sedang bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, Kementerian Keuangan, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk meningkatkan alokasi beasiswa doktor spesialis dan subspesialis.

Ia menambahkan, pemerintah tidak bisa bertindak sendiri untuk mengatasi masalah sumber daya manusia kesehatan di Indonesia. Dukungan dan bantuan semua pihak, termasuk pihak swasta, sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini, ujarnya.

Saat ini Kementerian Kesehatan sedang melakukan reformasi besar-besaran di bidang kesehatan. Inisiatif ini berkomitmen untuk memulai transformasi layanan kesehatan melalui enam pilar yang berfokus pada peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia, ungkap menteri.

“Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, kami telah memperkuat kualitas fasilitas pelayanan kesehatan di 514 kabupaten/kota dengan menyediakan peralatan (dan fasilitas) medis seperti lab kat untuk skrining kanker, mamografi untuk skrining kanker payudara dan mendukung program ke rumah sakit tanpa dokter spesialis,” imbuhnya.

Antara

Pemilihan Guru: RCS menawarkan Beasiswa WM Mann untuk Pascasarjana Indonesia

klik disini Dapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News