POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Akhir tahun: Covid-19 terkendali, Indonesia bersiap istirahat

Akhir tahun: Covid-19 terkendali, Indonesia bersiap istirahat

Indonesia mampu mengendalikan jumlah infeksi COVID-19 pada tahun 2022, meskipun pada awal tahun ini menghadapi gelombang ketiga yang disebabkan oleh varian Omicron yang lebih ganas dari strain sebelumnya seperti alfa dan delta.

Sekolah, kantor, ibadah, pertemuan, dan kegiatan lainnya akan berjalan normal karena penahanan telah dikurangi menjadi Level 1, tetapi masyarakat disarankan untuk menggunakan protokol kebersihan yang diperlukan.

Mei lalu, lebih dari 200 juta masyarakat Indonesia merayakan Idul Fitri dengan meriah mengikuti keputusan pemerintah untuk melonggarkan pembatasan Covid-19.

Sebagai tuan rumah Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia telah menyelenggarakan sekitar 150 pertemuan hybrid, termasuk pertemuan kelompok kerja, pertemuan menteri, KTT G20, dan side event, tanpa kendala.

Prosesi pernikahan mewah putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kesang, pada awal Desember 2022 yang dihadiri ribuan undangan itu, mengukuhkan harapan Indonesia agar bangsa bisa mengendalikan Covid-19.

Desember ini, umat Kristiani di Indonesia merayakan Natal dengan penuh suka cita karena tidak ada pembatasan pergerakan orang selama liburan akhir tahun. Namun, meski tidak ada larangan, petugas mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

“Berbeda dengan dua tahun lalu (2020 dan 2021), perayaan Natal tahun ini bisa kita sambut dengan suka cita. Sekarang kita bisa mudik, mengikuti ibadah Natal di gereja dan berkumpul dengan sanak saudara,” kata Menko Maritim dan Investasi Luhut yang merayakan Natal, kata Binsar Pandijaitan dalam pesan video.

Cakupan vaksinasi yang tinggi telah meningkatkan kepercayaan diri Indonesia dalam menahan penyebaran Covid-19. Secara keseluruhan, pemerintah bertujuan untuk memvaksinasi 234.666.020 warga terhadap COVID-19.

Indonesia melaporkan kasus COVID-19 pada Maret 2020 dan memulai program vaksinasi pada Januari 2021.

Hingga 23 Desember 2022, jumlah orang yang telah menerima dosis booster ketiga atau pertama vaksin Covid-19 mencapai 68.201.141, menurut Gugus Tugas Covid-19.

Jumlah penerima dosis pertama naik menjadi 203.952.641 dan jumlah penerima dosis kedua atau lengkap naik menjadi 174.666.157.

Cakupan dosis booster keempat atau kedua dengan prioritas diberikan kepada tenaga kesehatan dan lansia mencapai 1.130.087.

Selain menggunakan vaksin Covid-19 impor, tahun ini Indonesia berhasil mengembangkan vaksin Covid-19 produksi dalam negeri yakni vaksin Indovac produksi PT Bio Farma dan vaksin Inavac yang dikembangkan PT Biotis dan Universitas Airlangga.

Meski situasi epidemi terkendali, tren peningkatan kasus positif perlu diwaspadai karena Indonesia melaporkan 923 kasus positif pada 23 Desember, sehingga total menjadi 6.714.802. Jumlah kasus yang dikonfirmasi mencapai 280. Jawa Barat, 265; Jawa Timur, 84; Bandon, 61; dan Jawa Tengah, 56.

19 kematian lagi akibat COVID-19 dilaporkan pada 23 Desember, menjadikan jumlah kematian menjadi 160.507.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19, Prof. Viku Adisasmitto, menyatakan antusiasmenya bahwa wabah Covid-19 di Indonesia sudah terkendali dan kegiatan sosial tetap berjalan seperti biasa atau seperti sebelum adanya wabah.

Tingkat pemulihan harian rata-rata telah dipertahankan pada 96 persen sepanjang tahun 2022 dan tetap pada 97 persen dalam dua bulan terakhir.

Meski banyak indikator yang kini mulai membaik, situasi epidemi global belum sepenuhnya terkendali, sehingga kewaspadaan terhadap risiko penyebaran COVID-19 perlu dicermati.

Jepang, Korea Selatan, Australia, Jerman, dan Cina adalah lima negara yang mengalami peningkatan kasus mingguan baru-baru ini.

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat Indonesia disarankan untuk rutin memakai masker dan mencuci tangan dengan air atau hand sanitizer.

Ia juga mengungkapkan rencana pemerintah untuk mencabut Pembatasan Tindakan Masyarakat (PPKM) terhadap penyebaran COVID-19.

Perubahan kebijakan sedang dilakukan untuk menjaga kekebalan kawanan tetap tinggi sambil meningkatkan protokol kesehatan, vaksinasi, pengawasan dan komunikasi publik, katanya.

Namun, pada 26 Desember lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan terbitnya Perpres penghentian pelaksanaan PPKM masih menunggu kajian tingkat kekebalan masyarakat terhadap virus atau survei sero.

Jika hasil survei sero di atas 90 persen, seharusnya peningkatan kasus COVID-19 di negara lain tidak menjadi masalah bagi Indonesia karena imunitas penduduk sudah baik, ujarnya.

Presiden Joko Widodo mengatakan, saat ini jumlah kasus terkonfirmasi harian turun menjadi kurang dari seribu, namun belum bisa dipastikan apakah karena peningkatan imunitas masyarakat atau faktor lain.

“Kita harus pelajari dulu. Jadi, kita tunggu review dari Kementerian Kesehatan, ahli dan ahli epidemiologi baru ambil keputusan yang tepat,” ujarnya.

Jika situasi COVID-19 terkendali seperti yang diharapkan, pemerintah berharap dapat mencabut pembatasan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Berita Terkait: Lebih dari 68 juta orang Indonesia telah menerima penguat COVID pertama mereka
Berita Terkait: Pemerintah mengimbau para pemudik untuk waspada guna mencegah penyebaran Covid-19
Berita Terkait: Dinas Kesehatan DKI Jakarta menawarkan layanan vaksinasi COVID di gereja-gereja