Divya Karisa (Jakarta Post)
Premium
Jakarta ●
Rabu, 7 Desember 2022
Badan Urusan Logistik (Pulak), lembaga pemerintah yang bertugas mengamankan pangan pokok nasional, akan menghadapi lebih banyak tantangan logistik ketika menangguhkan rencana penandatanganan kontrak impor dengan eksportir beras.
Bayu Krishnamurthy, Dewan Pembina Perhimpunan Ahli Pertanian (PerHP), mengatakan beberapa aspek teknis yang harus dipenuhi untuk mengimpor beras, antara lain jumlah dan waktu pengerjaan.
“Perencanaan [the imports] Ini adalah aspek yang sangat penting karena berkaitan dengan transportasi termasuk proses bongkar muat dan waktu yang dibutuhkan. [for the rice] datang ke pelabuhan,” katanya Pos Jakarta Pada hari Selasa. “Menemukan operator akan menjadi tantangan hingga akhir tahun dengan gangguan logistik yang belum sepenuhnya mereda.”
Dia melanjutkan, 500.000 ton beras merupakan jumlah yang besar untuk dibawa oleh kapal yang biasanya berkapasitas 5.000 hingga 10.000 ton. Oleh karena itu, pengiriman harus direncanakan berdasarkan jumlah yang diangkut per kapal.
Kepala Humas BKPM Tomi Wijaya mengatakan stok beras Pulak saat ini hanya 503.000 ton. Jumlah ini jauh dari target 1,2 juta ton hingga akhir tahun.
“Mengingat krisis pangan global saat ini, impor tidak semudah biasanya,” kata Domi Surat pada Selasa ketika dimintai konfirmasi kemungkinan penerimaan beras impor ke Indonesia pada pertengahan Desember.
Bayu dari Berhebi memperingatkan bahwa stok beras Bulok yang sangat rendah dapat mengurangi kemampuan agensi untuk mempengaruhi sentimen pasar untuk menjaga stabilitas harga domestik dan mengendalikan inflasi.
Sebelumnya, Nov. Dalam rapat dengar pendapat ke-23, Direktur Utama Bulog Budi Waso mengatakan kepada Komite IV yang membidangi Pertanian, Perikanan, dan Produksi Pangan bahwa Bulog menunggu laporan realisasi pengadaan dalam negeri dari Kementerian Pertanian sebelum mengimpor beras.
Bulog telah diberi izin untuk mengimpor 500.000 ton beras dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Racordas) baru-baru ini yang melibatkan kementerian terkait. Langkah tersebut akan menandai impor pertama Indonesia sejak Badan Pengadaan Negara membuat entri signifikan ke pasar beras internasional pada tahun 2018.
“Kalaupun ada kuota impor 500.000 ton, kami akan mengutamakan produksi dalam negeri meski harganya tinggi,” kata Budi kepada wartawan usai sidang pada 23 November.
Harga beras kelas menengah naik menjadi Rp 9.200 (59 sen AS) per kilo di Pasar Induk Beras Sipinang Jakarta pada akhir November, naik dari Rp 8.300 menjadi Rp 8.500 pada Agustus.
Menurut Badan Pangan Nasional (NFA), kenaikan harga beras dalam tiga bulan terakhir berkontribusi 3%-4% terhadap inflasi nasional.
Baca selengkapnya: Analisis: Stok beras menipis, kementerian pemerintah terpecah soal rencana impor beras
Bersiaplah untuk krisis
Sementara itu, dalam rapat kabinet, Rabu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggarisbawahi kebutuhan mendesak Indonesia untuk mengamankan cadangan beras nasional pada tahun 2023 di tengah ancaman krisis pangan.
Baca cerita lengkapnya
BERLANGGANAN SEKARANG
Dari Rp 55.500/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- E-Post adalah koran digital harian
- Tidak ada iklan, tidak ada gangguan
- Akses eksklusif ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi