Tempo.co, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indravati mengatakan ada kemungkinan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023 yang semula diperkirakan 5,3 persen. Hal itu disampaikan Sri saat rapat dengan Komite XI DPR, Rabu, 31 Agustus.
“Kalau kita cermati, ada tren revisi penurunan proyeksi ekonomi tahun 2023,” kata Sri.
Dia mengaitkan ini dengan kebijakan yang buruk oleh bank sentral negara maju, yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada tahun 2023. Kenaikan suku bunga tersebut diperkirakan akan menjadi pukulan bagi pertumbuhan ekonomi dan berpotensi memukul Indonesia secara fundamental. Ekspor.
“Tentunya ekspor kita yang bisa tumbuh lebih dari 30 persen, tidak akan menjadi basis yang berkelanjutan,” kata Menkeu.
Sri juga mengatakan pemerintah juga sangat berhati-hati terhadap konsumsi masyarakat yang berpotensi terkena imbas dari kenaikan harga. “Ini adalah faktor-faktor baru yang harus kita perhitungkan,” katanya.
Dengan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen, konsumsi rumah tangga akan berada di atas 5,0 persen. Ia menambahkan, ini merupakan asumsi optimistis yang masih membutuhkan “kalibrasi kehati-hatian”.
Tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap stabil di 5,2 persen hingga Desember. Di Triwulan ke-3, ekonomi diperkirakan akan meningkat lebih lanjut karena perkiraan laju pemulihan lebih dari lima persen, kata Sri.
“Kami akan berusaha mempertahankan ini hingga kuartal keempat,” kata Sri Mulyani.
Muhammad Henderdio
Klik disini Dapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi