POSPAPUA

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta PosPapusa, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta terbaru.

Indonesia bersiap menghadapi dampak ekonomi dari konflik Rusia-Ukraina

Indonesia bersiap menghadapi dampak ekonomi dari konflik Rusia-Ukraina

Jakarta (Antara) – Indonesia akan berupaya mengantisipasi dampak ekonomi dari konflik Rusia dan Ukraina, termasuk kemungkinan peningkatan inflasi seiring kenaikan harga energi dan pangan di pasar global, kata Kantor Staf Kepresidenan.

“Karena dampaknya (di Indonesia) akan ditunjukkan dengan biaya pemenuhan impor bahan bakar minyak, dengan 40 persen kebutuhan masih bergantung pada impor,” kata Wakil Kepala Staf Kepresidenan III Banutan Solendrakusuma dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan di sini. Rabu.

Dia mengatakan, kenaikan harga energi akan mempengaruhi biaya logistik dan akan mendorong kenaikan harga komoditas impor seperti gandum, kedelai, jagung, dan ternak.

Dia menambahkan, hal ini akan berdampak pada biaya industri makanan, restoran, dan pengusaha katering.

“Hal ini berpeluang menyebabkan peningkatan laju inflasi,” katanya.

Dia menambahkan bahwa pemerintah akan menerapkan langkah-langkah proaktif jika konflik antara Rusia dan Ukraina berlanjut. Upaya untuk mengurangi dampak ekonomi tersebut antara lain dengan menjaga harga gas bersubsidi bagi masyarakat miskin agar tetap stabil daripada menaikkan harga BBM Pertalite.

Solindrakusuma mengatakan hubungan perdagangan dan investasi Indonesia dengan Rusia dan Ukraina sejauh ini relatif rendah.

Dia menjelaskan, neraca perdagangan Indonesia dengan Rusia sebesar $239,79 juta. Sementara nilai perdagangan Indonesia dengan Ukraina minus $623,89 juta.

Berita terkait: Ketua AAYG mendukung setiap proposal untuk kesepakatan damai Rusia-Ukraina

“Konflik antara Rusia dan Ukraina belum berdampak langsung terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini sejalan dengan minimnya hubungan perdagangan Indonesia dengan kedua negara yang bertikai tersebut,” ujarnya.

Dia menambahkan, secara umum, konflik antara Rusia dan Ukraina dapat berdampak signifikan terhadap ekonomi global, termasuk dengan menaikkan harga energi, produk pertanian, dan manufaktur.

Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga di dunia dan memenuhi 11 persen dari permintaan minyak global. Selain itu, Rusia juga merupakan produsen gas terbesar dan produsen batu bara terbesar keenam di dunia.

READ  Dana Moneter Internasional memangkas perkiraan PDB untuk Asia Tenggara karena kekhawatiran COVID-19

Perang akan menyebabkan harga minyak, gas, dan batu bara dunia naik. Dia mengatakan harga minyak Brent mencapai 101,68 dolar AS per barel.

Berita terkait: G20 Indonesia harus mengantisipasi dampak perang Rusia-Ukraina: INDEF