Sedikitnya dua orang tewas dan sedikitnya 26 orang hilang setelah sebuah kapal yang membawa puluhan migran tenggelam di lepas pantai Indonesia, kata seorang pejabat kemarin.
Kapal nelayan kayu dengan 89 orang di dalamnya berlayar ke Malaysia melalui rute yang tidak aman. Tak lama setelah lepas landas, itu mulai bocor dan tenggelam setelah dihantam ombak besar.
Seorang pria dan seorang wanita meninggal, dan 61 berhasil diselamatkan dan segera dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. Penumpang yang tersisa masih hilang.
Foto: AFP / Pencarian dan Pemulihan
“Kami telah mengirimkan kru kami untuk mencari 26 orang hilang, tetapi upaya kami sejauh ini belum membuahkan hasil,” kata Adi Pandawa, kepala tim pencarian dan penyelamatan setempat, kemarin saat kapal yang rusak dievakuasi ke pelabuhan terdekat.
Ia menambahkan, para pemudik tersebut berasal dari seluruh Indonesia dan sedang mencari pekerjaan di Malaysia tanpa dokumen yang lengkap.
“Kami menduga jumlah penumpang lebih banyak dari kapasitas kapal, sehingga ketika dihantam ombak kuat, langsung tenggelam,” katanya.
Malaysia yang relatif makmur adalah rumah bagi jutaan migran dari bagian Asia yang lebih miskin, banyak di antaranya tidak berdokumen, bekerja di industri seperti konstruksi dan pertanian.
Orang Indonesia yang mencari pekerjaan secara ilegal di Malaysia sering kali berisiko menyeberangi lautan yang berbahaya, dan kecelakaan sering terjadi karena cuaca buruk dan langkah-langkah keselamatan yang buruk.
6 Januari Wanita Indonesia tewas ketika perahu mereka terbalik saat mencoba memasuki Malaysia secara ilegal.
Sebulan yang lalu, 21 migran Indonesia tewas ketika kapal mereka terbalik.
Komentar akan ditinjau. Simpan komentar yang relevan untuk artikel tersebut. Komentar yang mengandung bahasa kasar dan cabul, serangan pribadi dalam bentuk apa pun atau promosi akan dihapus dan pengguna akan diblokir. Hasil akhir akan ditentukan oleh Taipei Times.
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi