Jakarta. Pasokan gandum Indonesia dapat dipengaruhi oleh konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, karena negara Asia Tenggara sangat bergantung pada impor gandum dari Ukraina.
Menurut Think Tank Center for Strategic and International Studies (CSIS), kedua negara tidak akan menjadi mitra dagang utama bagi impor atau ekspor Indonesia. Namun konflik tersebut akan berdampak pada impor bahan baku pangan Indonesia, khususnya gandum Ukraina.
“Sekitar 75 persen impor Indonesia dari Ukraina adalah biji-bijian, termasuk gandum. Besi dan baja disusul 23 persen. Kemudian produk lain akan berada di 2 persen, ”kata Lesteri J., asisten peneliti CSIS di departemen ekonomi. Barani mengatakan pada konferensi virtual pada hari Rabu.
Gandum merupakan bahan penting untuk mie, tepung dan pembuat roti.
“Ukraina adalah pemasok gandum terbaik Indonesia. Tetapi banyak dari depot gandumnya berada di wilayah timur, yang dekat dengan tempat penempatan pasukan Rusia. Sehingga ancaman dari sisi supply semakin terasa,” tambah Lestri
Pada saat yang sama, Indonesia melihat peningkatan konsumsi tepung, menurut Lesteri.
Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) telah mengumumkan bahwa konsumsi tepung terigu dalam negeri akan meningkat sebesar 4,6 persen pada tahun 2021. Aptindo mengatakan hal ini disebabkan oleh pemulihan ekonomi dan pertumbuhan bisnis memasak atau toko roti berbasis tepung.
“Rusia dan Ukraina mungkin bukan tujuan ekspor terbaik Indonesia, namun konflik tersebut akan berdampak pada impor bahan baku pangan Indonesia,” kata Lesteri.
Impor Indonesia dari Ukraina akan mencapai $963,06 juta pada tahun 2020, menurut data UN Comtrade yang dirilis selama konferensi. Impor Indonesia dari Rusia pada tahun yang sama sebesar $957,89 juta. Angka-angka ini menempatkan Ukraina dan Rusia masing-masing di peringkat 19 dan 21, dalam hal sumber impor utama untuk Indonesia.
Dan pada tahun 2020, ekspor Indonesia ke Rusia akan menjadi $973,82 juta. Ini lebih banyak dari ekspor Indonesia ke Ukraina senilai $223,92 juta. Rusia dan Ukraina masing-masing berada di peringkat 29 dan 41 dalam hal pasar ekspor terbesar Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan bahwa Ukraina merupakan pemasok gandum dan meslin terbesar di Indonesia pada tahun 2020. Ukraina memasok 2,96 juta ton gandum dan meslin ke Indonesia tahun itu. Argentina melanjutkan dengan 2,63 juta ton. Indonesia hanya mengimpor sekitar 830.836 ton dari Australia pada tahun 2020.
Namun tahun lalu, sebagian besar impor gandum Indonesia berasal dari Australia.
Indonesia akan membeli 4,69 juta ton gandum dari Australia pada 2021, menurut Condon. Menurut data Aptindo, impor gandum dari Ukraina mencapai 3,07 juta ton pada periode yang sama.
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi