Jakarta (Andara) – Kepresidenan G20 Indonesia telah berhasil mengembangkan laporan berimbang tentang berbagai isu global yang menarik bagi negara berkembang dan berkembang, kata Fabrio Gakaribu, kepala badan kebijakan fiskal Kementerian Keuangan.
“Kepresidenan G20 Indonesia telah berhasil dievaluasi dalam mengembangkan laporan yang berimbang tentang isu dan kepentingan negara berkembang dan negara berkembang pada sejumlah isu global,” kata Kakaribu kepada Media Synergy untuk acara internasional di Jakarta, Kamis.
Pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral, yang diselenggarakan selama kepresidenan G20 Indonesia, diakhiri dengan pernyataan 14 poin yang menguraikan komitmen bersama negara-negara anggota G20, katanya.
Anggota G20 berkomitmen untuk berkoordinasi untuk memastikan akses vaksin yang aman, akurat, adil, dan dapat diakses ke negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah, serta untuk meningkatkan dialog, kerja sama, dan kerangka kerja global untuk respons dan pencegahan epidemi di masa depan.
Ini berkomitmen untuk memperkuat kelompok kerja keuangan-kesehatan bersama yang terdiri dari Komunitas, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan negara-negara G20 dan Organisasi Kesehatan Dunia. Menular.
Laporan tersebut mengkonfirmasi dukungan negara-negara anggota G20 untuk negara-negara miskin dengan menunda pembayaran oleh negara-negara anggota G20 dan merestrukturisasi utang luar negeri untuk meningkatkan respons terhadap epidemi dan pemulihan ekonomi.
Berita Terkait: Kolaborasi BCF, GHSC, B20 mendukung peran kesehatan global RI yang luas
Anggota G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk meningkatkan stabilitas keuangan jangka panjang dan jaringan keamanan global.
Selain itu, komunitas telah mengakui perlunya kerangka peraturan untuk aset kripto dan harus terus menilai dampak mata uang digital bank sentral pada sistem moneter dan keuangan global.
Anggota G20 berkomitmen untuk secara sengaja mengembangkan kebijakan untuk mencapai netralitas karbon dengan bekerja sama dalam perumusan insentif dan pedoman penetapan harga karbon, serta memastikan komitmen untuk mengumpulkan US$ 100 juta setiap tahun untuk mempromosikan transfer energi yang inklusif dan adil menuju ekonomi hijau. 2025.
Laporan tersebut menegaskan kembali komitmen G20 untuk merevitalisasi investasi infrastruktur yang berkelanjutan, inklusif dan dapat diakses melalui keterlibatan sektor swasta, dan meningkatkan infrastruktur digital dan infrastruktur untuk menjembatani kesenjangan digital global.
Kepala lembaga kementerian menunjukkan bahwa laporan tersebut menghilangkan citra G20 sebagai forum yang unik dan elit, memastikan dukungan masyarakat untuk mempromosikan isu-isu global di bidang ekonomi makro, perawatan kesehatan, perubahan iklim, digitalisasi dan keuangan berkelanjutan.
“Laporan yang disepakati oleh semua negara anggota mencerminkan posisi negara-negara anggota G20,” katanya.
Berita Terkait: G20 Indonesia mendorong aksi nyata di tiga bidang prioritas
Berita Terkait: Presiden bertemu dengan perwakilan WB untuk membahas G20, perubahan energi
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi