TEMPO.CO, Jakarta – Jakarta Gubernur Anies Baswedan pada hari Kamis mengatakan kemacetan lalu lintas kota yang terkenal tidak akan hilang ketika pemerintah pusat Indonesia dipindahkan dari Jakarta ke Kalimantan Timur di masa depan.
Dalam video Youtube pada 27 Januari, Baswedan mengatakan aspek kemacetan lalu lintas didorong oleh aktivitas rumah tangga dan bisnis, yang akan tinggal di Jakarta setelah ibu kota pindah. Ia berpendapat, tenaga kerja dan kegiatan penunjang pemerintah pusat kurang dari 7 persen.
“Itu tidak akan mempengaruhi kemacetan lalu lintas. Tidak ada bedanya,” kata gubernur.
Anies Baswedan berpendapat bahwa aspek terpenting dari diskusi bagi warga Jakarta bukanlah status kota sebelum pindah, tetapi apa yang perlu dipersiapkan untuk mengangkat Jakarta menjadi kota kelas dunia.
“Kita sekarang harus berbicara tentang bagaimana Jakarta dapat menjadi kota global yang melayani kebutuhan global,” katanya.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 18 Januari meloloskan Negara Ibu Kota Undang-Undang Paripurna ke-13, yang akan menjadikan kota di Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru, dijuluki IKN Nusantara, yang akan menampung pusat pemerintahan negara, mengakomodasi perwakilan atau organisasi asing.
Membaca: Jakarta Bersiap Menjadi Pembangkit Tenaga Ekonomi Setelah Kehilangan Status Ibukota
LANI DIANA WIJAYA
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi