Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia menggalakkan sosialisasi untuk mendorong ketahanan bisnis pasca epidemi COVID-19, untuk meningkatkan regresi dan daya saing.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian telah mengembangkan program yang berfokus pada kebijakan “4 AS”: yaitu Kerja KerAS (kerja keras), CerdAS (kerja cerdas), TuntAS (lengkap), dan IkhlAS (nyata). Kementerian yakin bahwa 4 AS akan menjadi nilai utama bagi industri pariwisata dan kreatif untuk membangun kembali bisnisnya dan menghidupkan kembali perekonomian nasional.
Kebijakan “4 AS” ini ditetapkan menyusul epidemi COVID-19 di bidang pariwisata dan bisnis kreatif di seluruh negeri, di mana pembatasan sosial dan ekonomi mengukur penyebaran virus sebelumnya, dengan 16,11 juta kedatangan turis pada 2019 dan berkurang menjadi 75. 4,02 juta pada tahun 2020.
Angka tersebut merupakan pukulan besar bagi ekonomi pariwisata, yang menyediakan 5,7% dari PDB negara itu dan 12,6 juta pekerjaan pada 2019.
“Kita perlu bergerak cepat untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan bisnis. Untuk itu semua pemangku kepentingan harus membuka potensi seluruh pariwisata dan sektor kreatif untuk menciptakan lapangan kerja dan memastikan ekonomi kita dapat dibangun kembali melalui pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” kata Sandiago Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pemerintah telah mengambil inisiatif dengan membagikan insentif pemulihan untuk pariwisata dan industri kreatif. Pada paruh pertama tahun 2020, sektor pariwisata Indonesia kehilangan sekitar 85 triliun rupiah pendapatan pariwisata Indonesia, sementara sektor hotel dan restoran kehilangan sekitar 70 triliun rupiah Indonesia.
Epidemi COVID-19 juga sangat mempengaruhi sektor kreatif lainnya. Oleh karena itu, Kementerian sedang menggarap berbagai program pendidikan untuk mendorong wirausahawan di seluruh tanah air.
Salah satu proyeknya adalah prakarsa santri “Santri Digitalpreneur Indonesia” yang berfokus pada pelatihan dan pendampingan untuk mempelajari keterampilan digital dan mempelajari keterampilan digital dan menggunakannya sebagai modal mereka. Industri.
“Ada 31.385 pondok pesantren di Indonesia, dan kami mendorong kita semua untuk memajukan ekonomi kreatif mereka melalui digitalisasi. Semua upaya ini adalah bagian dari upaya kami untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional kita,” tambah Sandiaka.
Kementerian telah memperkuat kemitraannya dengan semua pemangku kepentingan untuk menghidupkan kembali pariwisata dan ekonomi kreatif, meningkatkan ketahanan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, dan mempromosikan resesi bisnis berdasarkan “prioritas 3C” dari komitmen, bakat, dan juara.
“Kita harus berkolaborasi pada semua peluang bisnis yang ada untuk menciptakan lapangan kerja baru. Melalui ide-ide inovatif dan kreatif, perekonomian Indonesia dapat dibangun kembali dan dikembangkan,” tutup Sandiaka.
“Pembaca yang ramah. Penggemar bacon. Penulis. Twitter nerd pemenang penghargaan. Introvert. Ahli internet. Penggemar bir.”
More Stories
Anies Baswedan berpeluang maju di Pilkada Jabar: Juru Bicara
Indonesia Atasi Utang Perumahan dengan Subsidi FLPP
Tarian terakhir Jokowi